Lelaki Seks Lelaki atau yang sering disingkat LSL adalah pribadi laki-laki yang melakukan aktivitas seksual dengan orang dari jenis kelamin yang sama.

Perilaku menyimpang ini sangat membahayakan. Bahkan pada penelitian, penularan HIV 18 kali lebih cepat dibanding metode penularan lainnya.

Bahkan di Provinsi Riau sendiri, khususnya di Kota Pekanbaru, sudah banyak tercatat. Berdasarkan data yang dari RSUD Arifin Achmad, sudah ada sebanyak 240 pasien yang tercatat di Unit Pelayanan Khusus (UPK).

Tak hanya menyasar kalangan dewasa, perilaku seks menyimpang ini juga sudah mulai menjangkiti remaja bahkan anak-anak. Keberadaan kalangan LGBT ini turut mendongkrak jumlah penderita kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di Riau.

Kepala Unit Pelayanan Khusus Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau, dr Silvia Indriani, setiap hari pihaknya melayani pasien yang mengidap HIV ini, baik sekedar konsultasi atau berobat rutin.

Tingginya kasus HIV di Riau, tidak terlepas dari perilaku seks menyimpang ini. “Ada tiga cara mudah HIV ini menular, pertama melalui darah, cairan kelamin dan ASI (Air Susu Ibu),” ujar Silvia.

Dari empat seks menyimpang yang ada di LGBT, hubungan sesama lelaki dan biseksual (lelaki dengan lelaki, lelaki dengan perempuan) paling rentan terkena virus HIV.

“Hubungan perempuan dengan perempuan atau yang kita kenal dengan lesbian, itu tidak menular, karena perempuan itu biasanya menggunakan alat bantu. Berbeda dengan lelaki dengan lelaki, melalui kelamin dengan anus, di sana ada cairan kelamin, ini yang membuatnya 18 kali berisiko lebih cepat terkena HIV,” katanya.

Dari banyak pasien yang melakukan pemeriksaan ke unit layanan khusus RSUD Arifin Achmad, sebagian besar adalah pasien dengan kepribadian ganda dan pelaku seks menyimpang.

Dari data yang dihimpun sejak 2017 hingga November 2018, pihaknya mencatat terdapat 240 pengidap HIV akibat hubungan seksual laki-laki dengan laki-laki. Sementara 80 lainnya tertular HIV karena hubungan seks laki-laki dengan perempuan.

Mirisnya, dari sekian banyak pasien yang berobat, terdapat beberapa yang masih berusia remaja.

“Dari data kita itu, ada juga yang paling muda itu duduk dibangku sekolah SMA, tetapi dia mulai terkenanya sejak SMP. Ini karena hubungan laki-laki dengan laki-laki,” kata dr. Silvia.

Penderita HIV dengan kasus Lelaki Seks Lelaki ini hampir dari semua kalangan. Mulai dari mahasiswa, umum, hingga aparatur sipil negara.

“Jadi orangtua harus benar-benar mengawasi anak-anaknya. Jangan anggap dia hanya berteman dengan laki-laki itu sudah pasti aman. Karena kasus LSL ini sudah sangat banyak yang kita tangani, lingkungan sangat menjadi penentu,” jelas dr. Silvia.

Ia berharap pemerintah tanggap terhadap persoalan ini. Terutama di lembaga pendidikan. ***



Leave a reply