Kepala Unit Pelayanan Khusus (UPK) RSUD Arifin Achmad, dr. Silvia Indriani, menyebutkan, ada beberapa media penularan virus HIV. Seperti darah, cairan vagina, sperma, ASI.

dr. Silvia menjelaskan tiga metode penularan HIV yang paling umum. Pertama melalui donor darah yang terinfeksi.

Transfusi darah secara langsung dari donor darah yang terinfeksi adalah cara penularan HIV dengan probabilitas tertinggi untuk menjadi terinfeksi.

“Selain itu, berbagi jarum suntik dalam penggunaan obat-obatan terlarang dan tertusuk alat tajam secara tidak sengaja dalam fasilitas kesehatan merupakan cara lain yang dapat menularkan HIV,” kata dr. Silvi.

Namun, penyebaran penyakit HIV melalui cara tersebut lebih kecil peluangnya daripada melalui transfusi darah.

Kedua, lewat hubungan seksual tanpa kondom. Resiko tinggi tertular HIV ketika melakukan hubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi HIV.

Segala macam aktivitas seksual, vaginal maupun anal, dapat menularkan HIV dalam hubungan seks heteroseksual, khususnya tanpa kondom.

Kondom yang dianggap sebagai penghalang antara sperma dan cairan vagina merupakan cara terbaik untuk mencegah infeksi HIV.

Hubungan seks dengan kondom tidak dapat menghilangkan resiko penularan HIV dikarenakan masalah pada penyalahgunaan dan kerusakan kondom.

Ketiga, penularan ibu ke anak. “Ketika seorang perempuan terinfeksi oleh HIV, virus tersebut menular kepada bayinya selama masa kehamilan, persalinan dan melahirkan, atau dengan cara menyusui karena HIV dapat ditularkan melalui ASI,” kata dr. Silvi.

Selain itu, HIV juga dapat ditularkan kepada bayi melalui makanan yang terlebih dulu dikunyahkan oleh ibu atau perawat yang terinfeksi HIV, meskipun risikonya sangatlah rendah.

HIV tidak ditularkan melalui nyamuk, kutu, atau serangga lainnya. Kemudian air liur, air mata, atau keringat yang tidak bercampur dengan darah dari orang yang positif HIV.

Begitu juga dengan pelukan, jabatan tangan, berbagi toilet, berbagi alat makan, atau ciuman dengan mulut terkatup atau cipika-cipiki dengan orang yang positif HIV.

Kemudian aktivitas seksual lainnya yang tidak melibatkan pertukaran cairan tubuh (misalnya, bersentuhan). ***



Leave a reply