Selain penyuluhan tentang Diabetes, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Riau bekerjasama dengan Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Arifin Achmad juga menggelar penyuluhan seputar Pneumonia, Kamis (14/11/2018).

Materi disampaikan oleh Spesialis Anak dr. Riza Yefri, SpA., dan dr. Hotber Edwin Rolan Pasaribu, SpA, M Biomed. Turut hadir dalam penyuluhan tersebut Direktur RSUD Arifin Achmad, dr. H. Nuzelly Husnedi, MARS.

Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru.

dr. Riza Yefri menjelaskan, penyebab Pneumonia dapat disebabkan oleh banyak hal seperti jamur, bakteri, dan virus. Namun sebagian besar kasus pneumonia umumnya disebabkan oleh adanya infeksi bakteri pada paru-paru.

Umumnya gejala pneumonia berkembang dalam waktu satu hingga dua hari, lalu mengalami perlambatan setelah beberapa hari.

Pneumonia pada anak berbeda dengan pneumonia pada umunya. “pneumonia pada anak justru pada beberapa kasus tidak ditandai dengan peningkatan tempo pernapasan, terutama bila pneumonia tersebut menyerang paru-paru bagian bawah. Gejala yang terjadi umumnya justru demam, muntah-muntah serta nyeri pada perut bagian bawah,” kata dr. Riza.

Beberapa gejala lain yang menandakan anak diserang pneumonia antara lain demam, kemudian batuk yang mungkin kering dan mungkin juga berdahak diikuti dengan lendir atau mukus berwarna hijau atau kuning.

Bernapas dengan nada yang tinggi,Kesulitan bernapas. Selanjutnya muntah-muntah. “Rasa nyeri pada bagian dada, penurunan aktivita, kehilangan nafsu makan. Pada kondisi yang lebih parah warna bibir dan kuku anak Anda akan membiru dan berkeringat,” jelas dr. Riza.

dr. Hotber Edwin Rolan Pasaribu menambahkan, pada usia anak-anak, pneumonia dapat dicegah dengan rutin mendapatkan vaksin yang biasanya akan diberikan sejak usianya kira-kira berusia dua bulan.

“Tapi pneumonia akan berdampak lebih buruk saat serangannya datang berbarengan dengan penyakit lain. Terlebih bila penyakit penyerta merupakan penyakit kronis yang datangnya kambuhan seperti jantung atau asma,” jelas dr. Hotber.

Meskipun pneumonia bukan merupakan penyakit menular, namun mikroorganisme yang menyebabkan penyakit ini mampu menyebar melalui tetesan air saat bersin maupun batuk.

“Tutup mulut anak setiap kali seseorang dengan pneumonia batuk maupun bersin didekatnya. Mencuci tangan dengan sabun, untuk mencegah penyebaran bakteri maupun virus apapun,” kata dr. Hotber.

Beberapa kondisi lain juga dapat meningkatkan peluang anak terserang pneumonia. Kondisi tersebut seperti tinggal pada wilayah dengan tingkat polusi yang tinggi dan padat serta memiliki orangtua seorang perokok aktif.

Orang tua perlu mewaspadai pneumonia pada anak yang dapat ditandai dengan gejala awal berupa batuk dan gangguan pernapasan.Penyakit infeksi paru-paru ini, jika tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebabkan gangguan serius pada anak, bahkan berakibat fatal,terutama anak usia di bawah lima tahun.

“Jangan biarkan pneumonia pada anak menyebabkan kondisi yang lebih serius. Jaga kebersihan serta penuhi kebutuhan nutrisi anak, dan jangan lupa untuk memberikan imunisasi sesuai jadwal,” katanya. ***



Leave a reply