Kepala Instalasi Rawat Inap Medikal RSUD Arifin Achmad, dr. Indra Yovi, SpP (K).

Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan informasi dan komunikasi yang efektif di rumah sakit menjadi hal menarik untuk dibahas.

Komunikasi merupakan hal mendasar yang menjadi salah satu faktor keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan.

Berbeda dengan komunikasi lainnya seperti komunikasi di bidang pendidikan, bisnis dan lain sebagainya, komunikasi efektif dalam bidang pelayanan rumah sakit memiliki tingkat kompleksitas yang cukup tinggi.

Hal ini disebabkan komunikasi yang terlibat sangat banyak, informasi yang dibutuhkan sangat banyak, serta menyangkut dengan emosi pasien/keluarga pasien, dan petugas kesehatan yang cukup tinggi.

Kepala Instalasi Rawat Inap Medikal RSUD Arifin Achmad, dr. Indra Yovi, SpP (K)., menjelaskan, komunikasi harus dilaksanakan dengan terencana, terpola, efektif dan sistematis agar terhindar dari kesalahpahaman yang dapat menimbulkan masalah.

“Hampir semua masalah yang terjadi itu rata-rata disebabkan komunikasi yang kurang efektif,” kata dr. Indra Yovi.

Untuk itu, kata dr. Indra, perlu komunikasi yang baik antara petugas dengan pasien, petugas dengan keluarga pasien dan lainnya.

Di Irna Medikal sendiri, dr. Indra Yovi tidak pernah bosan mengingatkan seluruh jajarannya agar selalu melakukan komunikasi yang efektif.

Ia berharap komunikasi yang baik terus berjalan di Irna Medikal dan harus ditingkatkan. “Begitu juga antara sesama petugas,” jelasnya.

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.

Proses komunikasi efektif artinya proses dimana komunikator dan komunikan saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan.

Penatalaksanaan komunikasi efektif dilakukan dengan singkat, akurat, lengkap, jelas dan mudah dimengerti oleh penerima pesan akan mengurangi kesalahan sehingga meningkatkan keselamatan pasien.

Komunikasi dapat berupa elektronik, lisan, atau tertulis. Pelayanan pasien dapat dipengaruhi oleh komunikasi yang tidak baik termasuk perintah lisan atau telepon untuk tata laksana pasien, atau komunikasi via telepon untuk nilai kritis pemeriksaan, dan komunikasi serah terima. ***



Leave a reply