Pembangunan masjid sedang berjalan yang sumber dananya berasal dari karyawan dan jamaah Masjid Al-Mustasyfa.

Guna menunjang fasilitas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad Provinsi Riau, manajemen terus berbenah memperbaiki sarana dan prasarana. Salah satunya sarana ibadah. Masjid Al-Mustasyfa pembangunannya pun digagas oleh jamaah.

Dalam perkembangannya, nama masjid yang memiliki arti rumah sakit ini awalnya bukanlah berstatus masjid. Namun hanya sebuah musala kecil yang dapat menampung sekitar 200-an jamaah.

Pembangunan musala ini, diprakarsai almarhum dr Nusyirwan Besari, SpOG (adik ipar B.J. Habibie) pada tahun 1980-an. Dokter Obsgyn pertama di Riau ini memandang perlu dibangunnya musala di lingkungan rumah sakit. Meskipun rumah sakit yang terletak di Jalan Diponegoro ini berhadapan langsung dengan Masjid Agung Annur. Sebab,  kurang memadainya tempat ibadah disini. Sementara keluarga pasien yang dirawat maupun karyawan beragama muslim sangat banyak.

Kemudian seiring berkembangnya bangunan di rumah sakit ini, peningkatan status dari musala ke masjid pun dipandang perlu. Memang pada awalnya menuai pro kontra. Namun akhirnya revitalisasi terhadap musala tetap dilakukan.

“Yang tidak setuju menyebut, rumah sakit ini berdampingan dengan masjid Annur. Tapi karena ini rumah sakit, keluarga pasien tidak dapat meninggalkan keluarganya lama-lama, jadi sangat membantu. Akhirnya yang awalnya musala ditingkatkan menjadi masjid. Bisa melaksanakan salat lima waktu berjamaah,” ujar Kepala Pembinaan Masjid Al-Mustasyfa RSUD AA, dr. Afdal, Sp.U.

Setelah peningkatan status, masjid ini sudah mengalami dua kali perombakan. Pertama ditingkatkan besarnya dua kali lipat pada tahun 2006 lalu.

 

“Ternyata dengan konteks kekinian, tidak muat. Saat itu menampung lebih 300 jamaah. Intinya salat Jumat dan Zuhur sudah tidak muat. Akhirnya kita memperluas lagi. Dan rencana akan bertingkat dua,” sebutnya.

Pembangunan masjid ini kata dr Afdal, bukanlah dari dana APBD. Namun dari hasil swadaya atau sumbangan dari para dokter dan karyawan rumah sakit. “Alhamdulillah masjid kita untuk pembangunan memakan biaya yang cukup besar. Semoga juga bisa menjadi icon rumah sakit,” tuturnya.

Ia berharap pada akhir tahun 2018 atau awal tahun 2019, masjid tingkat dua yang bisa menampung hampir 500an jamaah ini bisa segera rampung. “Ini lagi dipasang 8 tiang di sayap kanan. Diharapkan bisa membuat dua lantai dengan fasilitas ada TPA,” katanya.

Sementara itu, berbagai kegiatan sosial terutama pada hari besar juga dilakukan oleh masjid. Seperti saat bulan Ramadan yakni mengadakan kajian tarawih, iktikaf, membagikan ta’jil gratis, kajian Dhuha, kajian Zuhur dan kajian subuh.

“Kegiatan mulai dari A sampai Z. Pemberian santunan anak yatim, pengumpulan zakat dan bisa memberangkatkan umrah tiga orang. Sebagian besar donasi dari infak sadakah dokter dan karyawan,” tambahnya.

Saat lebaran Idul Adha, dari sumbangan dokter dan karyawan bisa membeli 15 ekor sapi untuk kurban. Nantinya daging kurban ini akan diberikan kepada cleaning service, security dan pegawai prakarya.

Umrohkan Karyawan

Dalam kesempatan itu, Afdal juga menceritakan upaya pihaknya untuk memberangkatkan umroh karyawan ke Tanah Suci.

Hingga saat ini tambahnya, di tahun 2018 ini, sudah memberikan tiga umroh. Ini diberikan kepada karyawan yang berdedikasi tinggi dalam bekerja. *



Leave a reply