Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85 persen kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya.

Sedangkan 15-25 persen kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan,sindrom Down, dan penyakit lainnya.

Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung.

Spesialis Bedah Orthopedi Konsultan Spine RSUD Arifin Achmad, dr. Syafruddin Husin, SpOT (K) Spine, menyebutkan, perempuan lebih rentan untuk mengalami perburukan gejala sehingga memerlukan penanganan yang memadai.

“Sulit bernapas dan nyeri hebat biasanya akan dirasakan oleh penderita skoliosis remaja dan dewasa jika tulang belakang yang melengkung bertambah parah. Oleh karena itu, deteksi dini diperlukan untuk mencegah skoliosis mencapai tingkat keparahan lebih lanjut,” jelas dr. Syafruddin yang akrab disapa Dokter Icap ini.

Kebanyakan kasus adalah kasus ringan dengan sedikit gejala. Beberapa anak mengalami deformitas tulang belakang yang menjadi lebih parah saat mereka tumbuh. Skoliosis parah bisa menyakitkan dan melumpuhkan.

dr. Syafruddin mengatakan, bagi penderita atau masyarakat yang merasakan gejala yang tidak normal agar segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.

Untuk di Riau sendiri, katanya, layanan operasi skoliosis atau tulang belakang sudah tersedia di RSUD Arifin Achmad. “Kami sudah beberapa kali melakukan operasi untuk kasus ini, semuanya berhasil,” kata dr. Syafruddin. ***



Leave a reply