Asni Boru Aritonang menyaksikan perawat RSUD AA memasang infus untuk anaknya, Nursyani di kamar rawat inap pasca operasi.

 

Asni Boru Aritonang, ibu dari Nursayani (16) pasien kanker ovarium, berbahagia anaknya sukses menjalankan operasi.

Menurut Asni, penanganan tim medis Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad (RSUD AA) dari awal masuk rumah sakit milik pemerintah tersebut hingga saat ini sangat baik dan tidak mempersulit.

“Alhamdulillah anak kami sudah selesai operasi, dan proses dari awal masuk rumah sakit tidak ada masalah. Kami berterimakasih kepada tim dokter, dan pihak yang telah membantu kami baik moril ataupun moral,” ujarnya.

Dikatakan Asni yang merupakan warga Kelurahan Balam Sempurna, Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir, kondisi anaknya mulai menurun sejak enam bulan yang lalu. Saat itu, Nursayani sempat dirawat di RSUD dr R.M Pratomo Bagansiapiapi.

“Dibawa dan dirawat kesana, dulu ditemani suami. Tapi dibawa pulang. Suami saya sudah meninggal Desember 2017 lalu sakit stroke. Sekarang saya dibantu beberapa orang dia bawa dia ke rumah sakit ini,” katanya.

Terpisah, Pj Kepala Ruangan Dahlia, Ade mengatakan, Nursayani masuk dan dirawat di ruangan Dahlia nomor 5 pada tanggal 18 Juli 2018 sore. Kemudian dia dioperasi dua hari setelah masuk yaitu tanggal 20 Juli 2018.

“Operasi sudah terlaksana. Dia memerlukan darah 5 kantong dan penanganan di PICU (Pediatric Intensive Care Unit). Ini dapat semuanya,” kata Ade.

Ade tidak menyanggah adanya kendala saat pertama kali Nursayani hendak masuk ke ruangan Dahlia. Permasalahannya adalah Nursayani yang merupakan peserta BPJS kelas 3, tidak memiliki surat rujukan dari tempat awalnya dirawat. Sedangkan untuk menjalani perawatan menggunakan BPJS, harus memiliki surat rujukan. Tapi kendala itu akhirnya dapat diatasi oleh RSUD AA dengan berkoordinasi pihak BPJS.

“Kita koordinasi dengan BPJS untuk rujukan pasien Nursayani bisa menggunakan surat rujukan dari RSUD AA. Akhirnya masalah terselesaikan,” jelasnya.

Setelah itu, operasi terhadap Nursayani yang dilakukan oleh dr Isman, SpB, SpBA, selesai. Operasi berjalan lancar. Kini, Nursayani tengah menjalani perawatan secara intensif. Menunggu kondisinya pulih dan dapat dipulangkan kembali ke rumahnya.

“Kondisinya sudah mulai pulih dibandingkan pertama masuk. Saat awal kondisi perut besar tapi sekarang sudah kempes setelah dioperasi. Saat ini sedang masa pemulihan pascaoperasi,” ujarnya.

Sekedar informasi, Nursayani didiagnosis mengalami teratoma. Teratoma adalah tumor yang terdiri dari jaringan, misalnya rambut, otot, dan tulang. Teratoma paling sering terjadi di ovarium pada wanita, dan testis pada pria. Teratoma dapat jinak maupun ganas.

Gejala bervariasi tergantung pada lokasi. Suatu benjolan atau bengkak menyakitkan dapat terlihat. Beberapa bayi memiliki massa yang dapat dilihat pada USG sebelum kelahiran.

Pengobatan sering melibatkan operasi. Dalam kasus yang jarang terjadi ketika teratoma bersifat ganas, kemoterapi atau radiasi mungkin diperlukan.

Direktur RSUD AA, dr H Nuzelly Husnedi mengatakan, penegakan diagnosis kanker membutuhkan waktu yang agak lama karena diperlukan berbagai pemeriksaan penunjang (rontgent, laboratorium klinik, patologi anatomi, CT scan, MRI, dan lain-lain).

Jika levelnya sudah lanjut akan dibahas beberapa dokter dengan keahlian terkait melalui rapat Tim Dokter Kanker (Tumor Board Meeting) dan sekaligus direncanakan tindakan pengobatan yg akan dilakukan (bisa tindakan operasi, kemoterapi, radioterapi, paliatif terapi, atau gabungannya), urai Direktur.

“Ini merupakan standar pelayanan RSUD AA sebagai RS Pendidikan dan Pusat Rujukan pelayanan di Provinsi Riau dimana salah satu layanan unggulannya adalah pelayanan kanker terpadu,” tutupnya. *



Leave a reply