Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) tengah melakukan uji alat dan tim medis Brachyterapy atau Brakiterapi di RSUD Arifin Achmad, Rabu (12/12/2018).
Pengujian ini sebagai rentetan syarat untuk mendapat izin beroperasinya Brakiterapi di Gedung Seruni RSUD Arifin Achmad.
Bapeten mengirim 3 evaluator. Uji tim medis dilakukan seperti simulasi yang dimulai dari pendaftaran pasien sampai penanganan.
Kepala Sub Direktorat Perizinan Fasilitas Kesehatan Direktorat Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Mukhlisin, ST, MSi., mengatakan, Brakiterapi merupakan alat yang diklasifikasikan dalam kelompok B.
“Dimana semua benar-benar harus safety. Pengujian dilakukan mulai dari pengukuran paparan radiasi,” kata Mukhlisin.
Dimana mencermati ruang sekitar. Bahkan ketebalan tembok juga masuk dalam pengujian. “Brakiterapi masuk kelompom B, jadi harus safety. Ada alarm, kunci sampai CCTV,” jelas Mukhlisin.
Kemudian juga dilakukan pengujian mekanik. Dimana akurasi, ketepatan waktu, posisi, hingga output juga tidak luput dari pengujian.
Tim Bapeten akan melakukan pengujian selama satu hari ini, kemudian besoknya akan dikeluarkan hasil evaluasi. “Jika nantinya ada koreksi, itu akan kita sampaikan ke Direktur,” jelas Mukhlisin.
Rencananya Bapeten juga sekaligus melakukan evaluasi terhadap LINAC (Linear Accelerator). Alat ini merupakan penyinaran yang dilakukan diluar atau eksternal. Sementara Brakiterapi merupakan penyinaran dari dalam. *
Leave a reply
Leave a reply