Meski pengobatan biasanya bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, perawatan paliatif memiliki tujuan yang sedikit berbeda. Biasanya perawatan ini ditujukan bagi pasien yang menderita penyakit kronis stadium lanjut.

Apa itu perawatan paliatif, siapa saja yang membutuhkannya, dan seperti apa prosedurnya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Perawatan paliatif adalah perawatan yang bisa didapatkan para pasien yang menderita penyakit kronis dengan stadium lanjut, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Peningkatan hidup dilakukan dengan cara pendekatan dari sisi psikologis, psikososial, mental serta spiritual pasien, sehingga membuat pasien lebih tenang, bahagia, serta nyaman ketika menjalani pengobatan.

Kepala Pelayanan Kanker Terpadu RSUD Arifin Achmad, Dr. dr. Elmi Ridar SpA., mengatakan, paliatif tidak hanya untuk orang menjelang ajal saja, atau untuk pasien kanker saja, tapi untuk semua orang yang didiagnosis penyakit terutama penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau sudah menginjak stadium terminal.

“Paliatif meningkatkan kualitas hidup dengan deteksi dini, penangangan gejala dan peningkatan aspek psikososial dan spiritual,” kata Dr. Elmi.

Pasien menjalani sisa-sisa hidup dengan dorongan semangat, ceria dan bahagia. “Meninggal tanpa rasa sakit,” kata Dr. Elmi Ridar.

RSUD Arifin Achmad, terutama di Pelayanan Kanker Terpadu Seruni tengah merancang sistem perawatan paliatif untuk pasien, baik di RSUD maupun home care.

“Kita siapkan petugasnya, yang paling penting tentu saja perawat yang memang sudah terlatih,” kata Dr. Elmi.

Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam penanganan paliatif pada anak penderita kanker yang sudah berada pada fase terminal. Keempatnya saling berhubungan.

Pertama, penanganan fisik seperti meredakan nyeri, memberi nutrisi yang cukup, menutup luka, dan memastikan luka tak bau.

Kedua, penanganan psikologis, baik pada anak ataupun orang tua dan keluarga terdekat. Misalnya menggali emosi orang tuanya dengan menjadi pendengar yang baik terhadap keluhan, amarah, ketakutan, kekecewaan, dan kesedihan mereka.

Ketiga, penanganan sosial seperti mengajak pasien bermain, menemani mengobrol, atau mencarikannya sekolah jika si anak mau sekolah. Sebab pengobatan kanker kerap membuat anak harus berhenti sekolah sama sekali.

Bagian sosial ini terkait erat dengan faktor fisik dan psikologis. Contohnya, jika si anak ingin bersekolah, maka penanganan pada luka dan nyeri sangat penting agar aktivitasnya di sekolah tak terganggu. Atau bila si anak ingin sekolah tetapi malu karena ada benjolan di kepala atau karena kepalanya botak akibat kemoterapi, maka rasa percaya dirinya harus dibangun lewat penanganan psikologis.

Keempat, penanganan spiritual yang berhubungan dengan bagian sebelumnya pula, yakni psikologis. Sebab ketakutan terbesar pasien dan keluarganya yang berada pada fase terminal adalah menghadapi kematian. Maka perawat paliatif akan melibatkan guru agama untuk memberikan ketenangan rohani bagi mereka. ***



Leave a reply