Meski melakukan pelayanan pada seluruh ruang perawatan dan penanganan pasien, namun ada yang menjadi prioritas ketersediaan linen bagi Instalasi Sarana Keperawatan RSUD Arifin Achmad. Apa itu?
Adalah Kamar Operasi. Instalasi tersebut memprioritaskan ketersediaan linen tidak boleh putus atau kurang di setiap kamar operasi.
“Hanya karena linen tidak ada, operasi harus batal dilaksanakan. Jangan sampai, akan menjadi suatu dosa jika linen tidak ada di kamar operasi,” kata Kepala Instalasi Sarana Keperawatan RSUD Arifin Achmad, Fitriati Wahyuni.
Di RSUD Arifin Achmad, kata Fitriati, ada dua pengelompokan terhadap linen yang kotor, yakni linen yang terkontaminasi infeksi dan non infeksi.
Pengklasifikasian pada kedua linen tersebut dibedakan berdasarkan warna kantong plastik. Dimana linen yang terkena infeksi dimasukkan ke dalam kantong yang berwarna kuning, dan yang non infeksi dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam.
“Yang infeksi seperti darah, muntah, dan mohon maaf nanah, urine dan feses pasien itu kita masukkan ke dalam mesin infeksius,” jelas Fitriati.
Mengenai beban kerja, kata Fitriati, dalam sehari lebih kurang Instalasi Sarana Keperawatan RSUD Arifin Achmad mensterilkan 900-1.000 Kg linen.
“Jumlah ini untuk semua layanan perawatan pasien, termasuk IGD dan kamar operasi,” kata Fitriati.
Untuk proses pencucian, Instalasi Sarana Keperawatan RSUD Arifin Achmad menggunakan 6 item. Di antaranya deterjen, pemutih, pencerah, penetral, pelembut dan emulsifier. ***
Leave a reply
Leave a reply