Luar biasa. Dari total lebih kurang 6 juta penduduk Provinsi Riau, sekitar 18 ribu jiwa terserang Penyakit Jantung Koroner. Parahnya, setengah dari jumlah tersebut meninggal dunia.

Hal itu disampaikan Spesialis Bedah Jantung RSUD Arifin Achmad, dr. Hariadi Hatta, SpB TKV. Sementara sisanya masih sempat mendapat penanganan medis.

“Jadi ada sekitar 7.500 masyarakat Riau meninggal setiap tahunnya akibat Jantung Koroner,” jelas dr. Hariadi.

Jantung Koroner ini kata dr. Hariadi, paling umum atau paling banyak dialami dibanding penyakit jantung lainnya.

“Jadi ini umumnya yang paling banyak menyerang. Bahkan lebih tinggi dari kematian akibat kecelakaan,” jelas dr. Hariadi.

Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi apabila arteri koroner (arteri yang memasok darah dan oksigen ke otot jantung) tersumbat oleh zat lemak yang disebut plak atau ateroma. Plak ini menumpuk secara bertahap di dinding bagian dalam arteri, yang akhirnya membuat arteri menjadi sempit.

Ibarat pipa air, jika terlalu banyak kotoran mengendap atau tersangkut, saluran air akan tersumbat. Begitu pula pembuluh darah. Kotoran yang terlalu banyak dalam darah akan menyebabkan penyumbatan.

Penyakit jantung koroner akan sangat berbahaya jika tidak dilakukan penanganan dengan cepat dan tepat. Deteksi dengan medical check up rutin adalah langkah tepat untuk mengurangi resiko terjadinya jantung koroner. Selain itu bisa dengan Treadmill Test dan MSCT Koroner.

Faktor resiko Penyakit Jantung Koroner sendiri antara lain adalah kebiasaan merokok, obesitas, diabetes, hipertensi hingga riwayat kekuarga.

Ada pun gejala yang akan dirasakan antara lain rasa nyeri pada dada, sesak nafas, keringat dingin dan mual

Untuk penanganannya, bisa mengambil tindakan bypass CABG atau Operasi Bedah Pintas Koroner. Kemudian pemasangan ring. ***



Leave a reply