RSUD Arifin Achmad melaksanakan pelatihan pengoperasian Brachyterapy atau Brakiterapi selama empat hari dimulai pada 10-13 Desember 2018. Pelatih langsung didatangkan dari Jerman, dari produsen alat tersebut.

“Pelatihan sendiri diikuti oleh radiografer, fisika medis dan perawat,” Riri Yuliasti, Sp Onk, Rad., Spesialis Radiologi RSUD Arifin Achmad.

Setelah pelatihan, akan diajukan izin ke Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk operasional Brakiterapi.

Brakiterapi adalah penggunaan dari isotop radioaktif tertutup untuk pengobatan, dengan menempatkan bahan radioaktif ke dalam atau berdekatan dengan sasaran radiasi.

Hal ini bertujuan agar diperoleh distribusi dosis radiasi yang tinggi dan homogen dalam ruang lingkup yang sesuai dengan bentuk dan volume sasaran radiasi, sedang dosis pada jaringan sehat disekitarnya rendah, sehingga dapat dicapai kontrol lokal yang tinggi dengan efek samping yang rendah.

“Kalau LINAC (Linear Accelerator) radiasi atau penyinaran eksternal, sementara Brakiterapi bekerja sebagai radiasi internal,” kata dr. Riri Yuliasti.

Keuntungan menggunakan Brakiterapi adalah dosis yang diberikan pada brakiterapi lebih tertuju pada tumor/target saja, sehingga akan memberikan lokal kontrol yang baik.

“Akan terjadi penurunan dosis pada jaringan sehat dengan menggunakan brakiterapi. Karena jaringan sehat akan terblok sendiri,” kata dr. Riri. ***



Leave a reply